Flash Blogging - Pijar Cahaya Menuju Indonesia Maju




Dapat kesempatan menambah pengetahuan dan silahturahmi dengan para Blogger Jogja. Bersemangat bisa ikut acara tersebut. Niat banget akhirnya ­nge-grabbike dari Kulon Progo karena khawatir terlambat jika naik angkutan umum. Belum lagi ternyata masnya bingung mau lewat mana akhirnya jadi penumpang plus guide agar dapat datang setidaknya tepat waktu. Alhamdulillah sampai dengan selamat dan tepat waktu, haduuh lebay amat.

Flash Blogging yang diadakan Kerjasama Ditjen IKPdengan Dinas Kominfo Provinsi DI Yogyakarta bertempat di Hotel Saphir Jogja Jalan Solo Jogjakarta. Berhasil datang lebih awal bisa melakukan registrasi terlebih dahulu. Moment ini adalah moment bertemu dengan teman-teman blogger lainnya. Dimana kita bisa bertukar pikiran, berbagi pengalaman, berdiskusi tentang hal-hal yang sedang hangat saat ini.






Acara dimulai dengan pembukaan oleh Bapak Dedet Surya Nandika selaku Direktur Kemitraan Komunikasi dan Bapak Bayu Februarino selaku Kepala Bidang IKP Diskomindo DIY. Acara inti adalah berbagi pengalaman dengan Mas Agus Mulyadi senior Blogger tentang pengalaman beliau awal sebelum menjadi Blogger, penyampaian yang ringan, santai, dengan joke-joke yang mengocok perut, membuat suasana menjadi lebih santai. Dimana beliau bercerita awal sebagai penjaga warnet, mencoba keperuntungan dengan usaha mengedit photo, kemudian mencoba mencari moment-moment didalam kesehariannya dan kemudian dikemas dalam bentuk joke yang akan lebih mudah diterima oleh pembaca. Pengalaman yang disampaikan menjadi suatu insight yang baik untuk kami. Dalam kehidupan terkadang tidak semua harus dipandang dengan serius, namun memandang kehidupan dengan lebih santai justru akan lebih memberi makna yang lebih berarti. Terkadang pada saat kita hanya melihat secara sangat serius dan membuat kening kita sampai mengkerut, justru terkadang kita tidak mendapat makna apa yang kita lihat selama ini. Namun ketika kita melihat sesuatu dengan sudut pada pandang yang berbeda, dengan cara yang santai, humoris, jenaka justru kita mendapat banyak makna tanpa kita sadari, bahwa dunia itu memiliki arti yang tersirat bukan hanya yang tersurat.

Sesi kedua membahas tentang bagaimana menuju Indonesia Maju dimana perkembangan Infrastruktur, perkembangan sumber daya manusia. Harus adanya pemerataan dalam sector pembangunan yang ada, tidak hanya berfokus ada Equality namun lebih pada Equity dimana setiap orang memiliki kesempatan yang sama terhadap hak-haknya.

Kebijakan peerataan yang berkeadilan lebih pada keberpihakan pada 40% lapisan masyarakat kebawah, BBM1 harga terutama pada masyarakat-masyarakat yang bertempat tinggal jauh dipelosok harus mendapatkan harga BBM yang jauh lebih mahal. Karena proses transportasi yang ternyata tidak mudah, melalui perjalanan yang jauh dan cukup berbahaya agar BBM1 dapat sampai ketempat tujuan. Banyak daerah yang belum dapat menikmati fasilitas seperti yang sudah kita nikmati saat ini. Banyak hanya untuk menyalakan satu pelita saja butuh perjuangan yang luar biasa untuk mereka.

Pijar cahaya yang saat ini kita nikmati, bahkan terkadang serius kita buang percuma tanpa peduli berapa rupiah yang harus kita banyarkan setiap bulannya. Justru menjadi satu harapan bagi saudara-saudara kita yang bertempat tinggal dipelosok-pelosok. Dimana satu cahaya tersebut dibutuhkan hanya untuk bisa membuat generasi muda mereka menempuh ilmu. Malam hari mereka yang mungkin sudah terbiasa dalam gelap tetap mengharap satu cahaya tetap ada dalam hari-hari mereka.

Satu lagi yang kita lewatkan tentang satu profesi mungkin tidak kita pikirkan sebelumnya tentang keberanian, kesigapan, taruhan nyawa dari Paspampres selama ini. Setelah melihat satu kejadian dimana Trukyang ditumpangi oleh Presiden Joko Widodo pada saat berada di jalan Tol Ngawi – Kertosono, atau pada saat harus mengawal Presiden Joko Widodo menelusuri sudut-sudut kota hingga pasar tradisional, Para Paspampres harus selalu sigap menjaga dari kejadian yang mungkin tidak dikira sebelumnya.

Saat kita mengeluh menjadi orang yang paling tidak beruntung, paling menderita, paling tidak bahagia, paling …. Paling … dan paling….. Mungkin saatnya kita berhenti untuk selalu melihat keatas, khawatir kita menjadi lelah karenanya. Mungkin saatnya kita sesekali melihat kebawah, ternyata masih banyak orang-orang yang lebih belum beruntung dibanding kita. Menjadi satu insight tentang apa yang kita alami sehari-hari menjadikan kita menjadi seseorang yang selalu bersyukur.












Komentar

Postingan Populer